Cinta dalam Matanya
Matanya memang indah. Selalu berbinar seolah tak kan bisa redup oleh apa
pun juga. Itulah yang membuat aku menyukainya.Senyumnya lebar. Pertanda dia itu ikhlas (hah?? Ilmu dari mana tuh???). ga pernah pelit
walau sekadar membagi senyum. Seakan dia bisa tersenyum untuk siapa saja.Itulah
kenapa aku sering cemburu, jadinya.
”Nyo... Kok nggak dimakan es krimnya? Nanti keburu
cair, ga enak lagi, lo,” lembut ia menegurku. Huh! Belum tahu saja dia kenapa aku malah melamun
di depan es krim ini.
Aku pernah bertanya padanya, aku orang keberapa yang dicintainya. Dia cuma tersenyum lebar seperti biasa.
Berkata bahwa wanita di hidupnya bisa dihitung dengan jari. Ya, aku maklum
saja. Dari tujuh bersaudara, dia tak punya seorang pun saudara perempuan. Jadilah
aku telah sadar bahwa aku nantinya harus bersaing dengan ibunya (wawww...
berani sekali aku mengkhayal sejauh itu)
”Enyo sayang, habis ini kita mau ke mana?”
”Mau
cari buku, kannn...”
”Iya, ya. Kok aku lupa,” senyuman satu lagi
untukku. Gratis tisss!! Dasar
tukang obral. Bisa laku keras tuh kalau dia jadi sales panci.
Dia bilang aku wanita kedua setelah wanita di keluarga besar nya (baca:
ibunya sendiri) yang ia sayangi. Tapi aku suka tidak percaya begitu saja.
Kan sudah kubilang, dia itu baik kepada siapa saja. Dan dia selalu tahu kapan
hatiku gundah karena sesak memikirkan dia yang berduaan dengan orang lain. Yah,
padahal itu kan hanya khayal ku saja. Kalau sudah begitu, dia akan memelukku
ringan dan mengecup keningku. Oh iya, lalu dia pasti berkata, ”Hayooo... mikirin apa sihhh Sayang??”
wah... lumer seluruh hatiku.
”Udah??”
”Udah.”
”Yuk..”
Selalu ia menggenggam mesra jemari ku. Dari situ aku baru bisa percaya. Ia tidak
menduakan aku. Karena di genggaman jarinya aku bisa membaca betapa ia
membutuhkanku.
”Kok senyum-senyum sendiri. Aku belepotan ya??”
buru-buru ia menyeka bibirnya yang bersih-bersih saja.
Aku tersenyum kecil. Menggeleng pelan. ”Aku sayang kamu.”
”Aku sudah tahu lo arti gerakan yang itu. Itu
artinya kamu sayang aku kan???”
Dia begitu baik. Sampai
rasanya aku tahu ini hanya mimpi sesaat aku dapat memilikinya.
Walau cinta ini tak dapat kuucap dalam kata-kata. Aku akan menyayanginya.
Dia akan melihat cinta ini langsung dari binar mataku. Seperti cinta yang
selalu kulihat di binar matanya. Mata tidak butuh kata untuk berbicara.
* * *
3 comments:
omoyaaaaaaaaa this story is so sweeeettttttttttt #blushed >______<
btw, itu komen dari saya, saraazzahra :p
ngapain pake #blush segala hhhaaaaaaa???? kekekekekekeke...
Post a Comment